Reporter: Edy Purnomo
blokBojonegoro.com - Data resmi mengenai hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tuban masih akan diketahui beberapa hari mendatang, namun otak-atik mengenai potensi golput atau warga yang tidak menggunakan hak pilih, sekarang banyak diperbincangkan. Terutama di beberapa tempat dan tak terkecuali di media sosial.
Dikatakan menang, bukan berarti memenangkan pertarungan di Pilkada, namun golput melebihi perolehan dua kandidat pasangan calon (Paslon) yang tengah bertarung. Baik pasangan petahana atau incumbent Fathul Huda-Noor Nahar Hussein (HUDANOOR) atau calon perseorangan, Zakky Mahbub-Dwi Susiatin Budiarti (ZADIT).
Lihat saja release internal tim pemenangan pasangan HUDANOOR, kalau perolehan mereka sekitar 278.889 suara dan ZADIT mendulang 179.568 suara. Jika ditambahkan, maka jumlahnya baru jumlah suara sah 458.457 suara. Padahal, Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tuban sebanyak 936.768.
Angka 936.768 di DPT dengan rincian pemilih laki-laki sebanyak 426.139 dan pemilih perempuan ada 474.629. Mereka seharusnya menggunakan hak pilih di 1.863 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar pada 328 desa di 20 kecamatan.
"Kalau dikurangi jumlah suara sah, jika memang hasil KPU nanti tidak jauh berbeda seperti yang direlease tim HUDANOOR, maka suara sah tidak sampai 50%. Artinya ada 478.311 pemilih yang kemungkinan menggunakan suara tapi tidak sah dan golput," kata seorang pemilik akun FB ketika berdiskusi di dunia maya.
Sangat masuk akal. Apakah nanti golput akan di atas 50%, maka rekapitulasi KPU yang akan menentukan kebenarannya. Sebab, ketika sosialisasi di beberapa kesempatan, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Pengembangan Informasi KPU Tuban, Yayuk Dwi Agus Sulistyorini, menargetkan dan optimis bisa meningkatkan partisipasi pemilih melebihi angka Pemilu lalu yang mencapai 76,8%.
"Dari total keseluruhan di Pilkada kami menargetkan diatas angka itu," terang Yayuk di beberapa kesempatan sebelum Pilkada berlangsung hari ini. [pur/mad]
