Warga Tuban Masih Jadi Penonton

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - "Tuban adalah miniatur Indonesia. Apa yang terjadi di Indonesia, juga terjadi di Kabupaten Tuban dalam skala lebih kecil".

Kurang lebih hal itulah yang diungkapkan Bupati Tuban, Fathul Huda, dihadapan ribuan warga Tuban di acara penutupan Hari Jadi Tuban ke-722 di alun-alun Kabupaten Tuban, Senin (30/11/2015). "Tapi miniatur dari sisi negatif," kata Fathul Huda.

Orang nomor 1 di Tuban ini menjelaskan, apabila Indonesia warganya masih menjadi penonton di negara sendiri. Pun demikian dengan Tuban yang warganya masih sebatas menjadi penonton di kotanya sendiri. Pernyataan Huda merujuk pada perusahaan-perusahaan besar di Tuban, tetapi warga lokal yang terlibat masih minim.

"Itu lihat, di Tuban ada pertambangan kalsium dengan potensi yang besar dan nyaris tidak ada orang Tuban yang terlibat," kata Huda.

Bahkan dalam skala kecil, warga Tuban juga masih sebatas menjadi pekerja atau bahkan penonton. Seperti keberadaan tambak ikan yang banyak didominasi warga pendatang, bisnis kuliner, sampai pada pedagang yang banyak berjualan di sekitar wisata, termasuk wisata religi Sunan Bonang di sisi barat alun-alun Tuban.

Padahal, Tuban mempunyai potensi alam yang besar. Tanah subur yang bisa dimanfaatkan aneka macam pertanian. Tinggal bagaimana mengolah itu semua.

"Maka kita harus merubah mindset (pola pikir), kita harus punya jiwa entrepreuner di segala bidang," kata Huda.

Selain itu, warga Tuban harus berani melakukan inovasi, berkreativitas, dan memulai usaha. Termasuk berpikir bagaimana melakukan usaha dengan modal terbatas, atau bahkan tanpa modal sama sekali [pur/ito].