Mencari Bunga Kamboja Untuk Menyambung Hidup

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Menikmati masa senja dengan hidup cukup bersama anak cucu adalah idaman semua orang, tapi tidak bagi perempuan 60 tahun asal Desa Jororejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Basan.

Hidup sebatang kara membuat Nenek Basan harus banting tulang mencari sesuap nasi untuk terus bertahan hidup, dirinya tidak ingin meminta-minta ataupun menengadah tangan berharap belas kasihan orang untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Dengan berbekal kantong kresek warna hitam, jemari lincahnya memungut satu persatu bunga kamboja yang jatuh di area pemakaman desa setempat. Batu nisan mungkin bagi sebagian orang menakutkan, apalagi suasana yang sepi dan sunyi khas area pemakaman membuat bulu kudu merinding dan horor, hal itu sudah menjadi pemandangan biasa bagi nenek 60 tahun itu.
 
Pukul 07.00 WIB, Nenek Basan memulai aktivitasnya mengumpulkan bunga kamboja. Kegiatan tersebut sudah ditekuninya sejak dirinya masih kecil. Jam menunjukan pukul 10.00 WIB aktivitasnya pun diakhiri. "Saya sudah sejak kecil mengumpulkan bunga kamboja untuk dijual" terangnya.

Biasanya Nenek 60 tahun itu bisa mengumpulkan setiap hari satu kilo bunga kamboja kering, dan akan langsung dijual kepada tengkulak yang ada di pasar dengan harga Rp8.000 sampai Rp12.000 perkilonya.

"Alhamdulillah mas bisa buat kebutuhan sehari-hari untuk makan" cerita nenek sebatang kara tersebut, sembari memungut bunga kamboja.

Aktivitas yang dilakukan Nenek Basan patut dijadikan contoh oleh kita semua, meski serba kekurangan tidak lantas membuat kita harus menjatuhkan harga diri dengan meminta-minta belas kasihan orang, tetapi harus terus berusaha dan bekerja guna menyambung hidup dan tidak pantang menyerah. [hud/mu]