Tugu Benteng Letda Soetjipto Tanpa Nama

Reporter: Ahmad Syahid

blokTuban.com - Siapa sangka ada tanpa perjuangan Letda Soedjipto di Dusun Tapen, Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban. Tepatnya dua tugu yang sampai sekarang ini masih tampak kokoh berdiri. Namun, tidak ada nama atau tanda lain yang mengiring, membuat generasi sekarang ini banyak yang tidak mengetahuinya.

Hasil penelsuran blokTuban.com menyebutkan, jika dua tugu itu menurut beberapa literasi dan catatan, konon dipakai penanda benteng pertahanan Letda Soetjipto dan pasukannya. Yakni pada 18 Desember 1948, ketika kapal perang tentara Kerajaan Belanda (KNIL) mendarat di pesisir Desa Glondong, Kecamatan Tambakboyo. Mereka menguasai Kota Tuban karena sebelumnya Tentara Republik Indonesia (TRI) Brigade I Ronggolawe Divisi I Brawijaya pimpinan Letkol Soedirman telah melakukan dislokasi dari Tuban ke Bojonegoro.

Wilayah Tuban kemudian menjadi daerah operasi Batalyon 17 dibawah komando Letda Soetjipto. Letda Soetjipto memilih Dusun Tapen, sebagai markas pertahanan. Bahkan, melalui pertempuran yang sengit, Letda Soetjipto ketika tentara KNIL menyerbu markas pertahanan di Dusun Tapen.

Salah satu warga Senori, Rahmad (48) mengaku prihatin saat tahu bahwa tugu yang berada di pinggir jalan Dusun Tapen menuju ke Desa Rayung itu penuh sejarah. Namun kondisinya tidak terawat sepenuhnya. "Seharusnya ada tulisan atau penanda," kata pria yang juga guru di Sekolah Dasar (SD) Senori itu.

Akibatnya, banyak warga maupun pelajar di Senori yang tidak mengetahui bahwa dua tugu tersebut merupakan situs sejarah perjuangan Bangsa Indonesia menghadapi penjajah Belanda. "Bisa ditanya sendiri mereka," sambungnya.

Salah satu pelajar, Nurul (14) ketika ditanya terkait tugu tersebut mengaku tidak mengetahui. Padahal setiap pagi ia melewati jalan tersebut. "Bangunan tua, cuma ngak tahu sejarahnya," lanjut Nurul. [hid/mad]