Reporter: Parto Sasmito

blokTuban.com - Jika melintasi Desa Banyuurip dan Desa Wonosari, Kecamatan Senori, di samping maupun di belakang rumah beberapa warga ada kandang sapi. Uniknya, bentuk kandang di sana hampir sama, yakni hanya sebuah tempat berukuran sekitar 3x6 meter dengan ada yang beratap genteng maupun esbes.

Kandang itu hanya dikelilingi selambu atau jaring warna hijau. Di dalamnya, rata-rata ada 3 ekor sapi yang sedang makan rumput di kotak yang terbuat cor semen. Di setiap kandang yang ada di sana, ada sebuah plang warna putih bertuliskan" Budidaya Sapi Desa Banyuurip dan Wonosari, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Desa Binaan PT. Pertamina EP".

Salah satu warga Wonosari, Kardi menjelaskan budi daya sapi itu memang program dari PT. Pertamina EP yang dimulai sektar 2 tahun lalu. Pada tahun 2013 dengan menggandeng Yayasan Sekar Mandiri, PT. Pertamina EP membentuk kelompok masyarakat. "Awalnya ada 2 kelompok. 10 anggota dari karang taruna, dan 10 anggota dari kelompok masyarakat," ujarnya.

Awalnya dari 2 kelompok itu, diberikan 2 ekor sapi untuk dikembangkan. Namun, lanjut Kardi, kelompok dari karang taruna kurang begitu aktif atau hadir dalam setiap pertemuan, akhirnya 2 ekor sapi itu dikelola oleh kelompok masyarakat.

Rencana awal, sapi itu akan dikandangkan secara komunal atau di satu tempat. Pada waktu pertemuan, Kardi yang awalnya anggota dan kemudian ditunjuk menjadi ketua kelompok menyarankan agar tidak memakai kandang komunal. Alasannya, kondisi geografis wilayah Wonosari yang berada di daerah pegunungan akan menjadi kendala keamanan dan keseriusan warga untuk merawat sapi yang telah diberikan.

"Saya mengusulkan, dari 10 anggota yang semuanya mempunyai sapi, sebaiknya dibikinkan kandang yang lebih layak. Nantinya sapi dari Pertamina akan dirawat di rumah warga. Dengan begitu akan mempermudah warga dalam merawatnya. Dan ternyata usulan saya dikabulkan," papar pria 50 tahun itu.

Sementara itu, Sekretaris kelompok, Hariyanto menjelaskan sistem pengelolaan dari 2 ekor sapi yang telah diberikan PT Pertamina EP, ditempatkan pada kandang warga masing-masing 1 ekor. Sebelumnya, sapi yang diberikan itu jenis sapi unggul yang sudah bunting alias hamil 6 bulan.

"Ini hanya merawat induknya saja. Setelah melahirkan, baru anaknya yang kami rawat, sedangkan induknya akan digulirkan ke warga yang lain dengan cara seperti arisan," jelas Hari, sapaan akrabnya.

Induk sapi yang sudah digulirkan, akan terus dikawinkan sehingga bisa terus berkembang. Namun jika sudah terlalu tua dan tidak produktif, induk sapi itu akan dijual dan dibelikan indukan baru lagi yang lebih berkualitas.

"Dari 2 ekor sapi yang diberikan  2 tahun lalu, sampai saat ini sudah  menjadi 6 ekor. Yang terakhir baru lahir itu pas tanggal 17 Agustus 2015 ini," imbuhnya.

Saat ini, jumlah anggota dalam kelompok budi daya sapi Desa Binaan PT Pertamina EP sudah berkembang menjadi 25 orang. Ke depannya, akan difokuskan untuk semua anggota ini mendapat jatah memelihara sapi.

Setelah itu, jika semua sudah kebagian, sapi-sapi akan dijual dengan pembagian untung beberapa persen untuk anggota, sisanya akan dipakai untuk mendirikan koperasi dan toko pertanian bersama yang saat ini sudah mulai dirintis.

"Kami sudah mempunyai koperasi simpan pinjam, walaupun masih kecil-kecilan. Nantinya juga akan membuat toko pertanian, agar warga juga mudah untuk mendapatkan keperluan tani seperti pupuk dan obat-obatan. Tahun lalu dari Pertamina juga sudah memberikan etalase kaca, namun masih belum kami fungsukian," pungkas warga Dusun Kenongo, Desa Wonosari tersebut. [ito/lis]