Kerajinan Tikar Daun Pandan Mulai Tergerus Zaman

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Pengrajin tikar atau biasa yang disebut kloso dari daun pandan masih bisa ditemui di pedesaan, salah satunya di Dusun Mbawi Kulon, Desa Hargoretno, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban.

Di desa tersebut, terdapat beberapa pengrajin tikar daun pandan, namun lamanya proses pembuatan tikar membuat banyak orang berhenti menekuni kerajinan tersebut.

Salah satu warga yang masih bertahan membuat tikar adalah Mbah Saringah (55), dirinya telah menekuni kerajinan tikar sejak kecil. Mbah Saringah memilih kerajinan tersebut karena tidak adanya lahan pertanian yang dimiliki untuk bercocok tanam. "Saya sudah membuat tikar sejar kecil" ceritanya.

Setiap dua hari, Mbah saringah bisa membuat satu buah tikar yang dihargai Rp12.000. Menurutnya, dulu pengrajin di Dusun Mbawi Kulon lumayan banyak yang menekuni kerajinan tersebut, karena tenaga yang tidak sebanding dengan hasil membuat para pengrajin beralih profesi.

“Sekarang pengrajin tikar dari daun pandan tersebut kian lama kian langka, karena pembuatanya yang rumit dan lama membuat para muda mudi tidak mau meneruskan kerajinan tersebut,” kata Mbah Saringah. [hud/mu]