Aktivitas Pasar Soko di Pagi Buta

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Matahari sama sekali belum nampak saat pasar tradisional yang berada di Desa Sokosari, Kecamatan Soko sibuk dengan aktifitasnya. Sejak pukul 03:00 dini hari, sejumlah penjual sudah mulai berdatangan untuk menjajakan dagangan mereka.

Di lorong tepat sebelah timur dan utara di luar area pasar, disulap menjadi lapak berjajar dipadati dagangan. Seperti pasar pada umumnya, terdapat pula penjual sayur mayur segar, lauk, ikan hingga jajanan pasar seperti gethuk dan karon (makanan berbahan jagung). Sementara trotoar dan pinggiran jalan raya, dijadikan lahan parkir untuk penjual yang menggunakan rombong atau masyarakat menyebutnya rengkek.

Pasar tradisional Soko menjadi tempat berkumpulnya pedagang dari penjuru Kecamatan Soko dan sekitarnya. Bahkan, penjual yang menjajakan dagangannya tidak hanya berasal dari warga setempat, melainkan datang pula dari luar daerah. Sebagian penjual jagung berasal dari Desa dan Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro dan pejual tahu yang termahsyur berasal dari Desa Ledok,  Bojonegoro.

Seorang penjual tahu asal Ledok, Bimo mengaku lebih memilih menjajakan tahu miliknya di pasar dini hari. Menurut dia, konsumen dapat membeli dalam jumlah banyak. "Biasanya mereka membeli untuk dijual kembali," kata Bimo.

Salah seorang penjual yg memakai rombong, Mustari mengatakan, mendapatkan pemasukan yang cukup untuk hidup keluarga dengan berjualan seperti yang dilakukannya selama ini.

"Kalau jualan keliling lebih awal, banyak yang membeli. Kalau agak siang sudah ada penjual yang lain," kata dia.

Ratusan penjual dan pembeli setiap dini harinya selalu berkumpul dalam satu lorong untuk transakasi jual beli. Negosiasi antar penjual dan pembeli menjadi hal lumrah ditemui di pasar tradisional, seperti di Pasar  Soko ini.

Dari pantauan blokTuban.com, hingga waktu menunjukkan pukul 06:00, lorong harus sudah dikosongkan dan beralih ke dalam area pasar. Bagi pedagang yang memiliki lapak di dalam pasar akan pindah, sementara yang tidak memiliki dan dagangan sudah habis akan memilih pulang. [dwi/ito]