Lebih Dekat dengan Batik Gedok Tulis

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Nama Batik Gedok dari Kabupaten Tuban sudah pasti masyur di masyarakat. Bukan hanya lokal Tuban, tetapi hingga ke luar kota. Bahkan, beberapa distribusi telah sampai di luar pulau atau dibawa hingga manca negara.

Siapa sangka, untuk menjadi satu lembar kain Batik Gedok siap pakai, ternyata membutuhkan waktu yang lumayan lama. Begitu juga kerumitannya. Apalagi untuk jenis tulis yang harus lebih teliti dan sabar dalam pembuatannya.

blokTuban.com mencoba lebih dekat dengan menelusuri tiap tahap pembuatan Batik Gedok Tulis khas Bumi Wali, sebutan familier Kabupaten Tuban. Tepatnya di Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Minggu (15/11/2015).

Agar bisa dibatik, maka tahap pertama yang dilakukan warga adalah dengan menenun benang satu persatu hingga terangkai menjadi kain. Butuh ketelitian dan keahlian khusus untuk mengoperasikan alat tenun yang masih manual alias tradisional.

"Setelah jadi kain, baru bisa dibatik dengan orang berbeda, dan prosesnya lebih rumit lagi," kata salah seorang pengusaha batik Tuban, Zainal Abidin.

Belum tuntas sampai disitu, kegiatan selanjutnya adalah dengan pewarnaan yang membutuhkan waktu lama. Karena, prosesnya bisa beberapa kali, tergantung motif dan berapa jenis warna yang diinginkan. "Semakin sulit warna dan motif, maka bertambah lama juga prosesnya," jelasnya.

Kenapa memilih cara pembuatan Batik Gedok Tulis secara tradisional? Zainal menjawab, jika selain memberikan lapangan kerja untuk warga sekitar, juga dengan tangan munusia akan lebih bisa menjaga kualitas. Sebab, setiap detail corak harus benar-benar diperhatikan.

Mengenai kendala utama sejauh ini masih karena faktor alam. Sebab, ketika kemarau pihaknya bisa memproduksi 1.000 kain batik dengan kualitas bagus dalam seminggu. Namun, saat penghujan, terbanyak hanya bisa membuat 300 kain. "Karena proses pengeringan yang butuh waktu lama," sambungnya. [hud/mad]