Hujan Jadi Ancaman Pengrajin Gerabah

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Saat para petani menunggu hujan untuk mengairi sawah, tidak demikian dengan para perajin gerabah di Dusun Jetis, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Sebab, saat hujan telah turun dan kebanyakan diikuti Bengawan Solo yang meluap.

Selama ini, Desa Ngadirejo termasuk langganan banjir tahunan akibat melubernya air bengawan. Kalau sudah seperti itu, maka lahan untuk mencari nafkah ikut tenggelam. Sebab, bahan dasar gerabah adalah tanah liat di pinggir sungai.

Salah seorang pengepul gerabah, Wiji mengungkapkan, jika bengawan hanya berjarak kurang dari 10 meter dari tempat tinggalnya. Luapan air bengawan dipastikan setiap tahun menenggelamkan gerabah yang memenuhi halaman depan rumah.

"Sebagian yang bisa diselamatkan dimasukkan ke dalam rumah, namun yang lain ya hilang terkena banjir," kenang Wiji kepada blokTuban.com.

Hal serupa dialami sesama pengepul, Parlan. Ditambhahkan, jika sejauh ini tidak ada yang dilakukan masyarakat untuk menanggulangi banjir. Selain banjir, hujan juga membuat pengeringan gerabah semakin lama, dibandingkan dengan saat kemarau.

"Bisa dipastikan jika hujan dan apalagi banjir akan rugi. Tapi bagaimana lagi," tegas Parlan. Kerugian yang diderita biasanya mencapai jutaan rupiah, karena kebanyakan dari tandon gerabah yang belum terjual. [dwi/mad]