Selamat Hari Jadi, Tuban

Oleh: Muhammad Abdul Qohhar

blokTuban.com - Apa yang kurang dari Tuban? Jawabnya pasti seperti tidak ada. Bumi Wali, sebutan akrab yang belakangan ini lebih familier dibanding celetukan orang sebelumnya "Kota Tuak", mempunyai segala yang diidamkan sebuah kota atau kabupaten. Sebut saja, industri skala nasional sampai internasional, Minyak dan Gas Bumi (Migas), semen, pertambangan batu, sampai dengan penangkaran ikan.

Untuk wisata relegi, Tuban menjadi pusatnya selain Kabupaten Lamongan dan Gresik untuk wilayah Jawa Timur. Bisa dibilang, Tuban lebih dituju oleh peziarah. Karena, ada lokasi makam Sunan Bonang, Sunan Gesing, Bejagung Lor dan Bejagung Kidul, serta ada beberapa petilasan keramat yang sering dikunjungi warga lokal maupun luar daerah.

Dari sebutan saja sudah sangat jelas, Bumi Wali, seakan identik dengan Tuban. Tidak hanya itu, panggilan lain semisal Kota Seribu Goa, karena faktor geografis yang berada di rangkaian pegunungan kapur utara, Kota Koes Plus, sebab grup musik legendaris Koes bersaudara cukup dekat dengan Tuban, sampai Bumi Ronggolawe yang sangat legendaris.

Menurut catatan sejarah dari beberapa literasi, tahun 2015 ini Kabupaten Tuban genap berusia 722 tahun. Sebab, Pemerintahan Kabupaten Tuban ada sejak tahun 1293 atau ketika pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahan dulu berada di Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding. Sedangkan Kota Tuban yang sekarang, dulunya adalah Pelabuhan.

Tuban dikenal mempunyai armada Laut yang sangat kuat dan merupakan kota pelabuhan atau portal untuk masuk dari laut ketika Kerajaan Majapahit berjaya. Bupati Pertama Raden Dandang Wacana cukup masyur, namun tanggal hari jadi Tuban dikukuhkan berdasar peringatan diangkatnya Raden Haryo Ronggolawe pada 12 November 1293.

Letak strategis membuat Tuban cukup diperhitungkan dalam segala aspek, terutama ekonomi di Jawa. Berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, Tuban dilintasi Jalan Nasional Daendels di Pantai Utara. Pusat pemerintahan Tuban terletak 101 km sebelah barat laut Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur dan 215 km sebelah timur Semarang, ibu kota provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, pada zaman dahulu Tuban dijadikan pelabuhan utama Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam oleh Walisongo.

Gerakan "Beli Tuban"
Jika di Indonesia sekarang ini tengah marak "Gerakan Beli Indonesia", di Kabupaten Tuban juga tengah mengikuti untuk mengampanyekan membeli produk lokal. Bisa dibayangkan, jika segala potensi yang ada di Kabupaten Tuban bisa berputar untuk kembali menyejahterakan rakyat, pasti sudah jauh-jauh hari terlaksana. Sebab, di Tuban segalanya seakan-akan sudah tersedia.

9 Desember mendatang, Tuban juga akan menghadapi pesta demokrasi, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Arah penentu kebijakan akan dipilih oleh masyarakat untuk lima tahun mendatang. Roda ekonomi juga harus tetap bergerak dan tidak boleh berhenti, karena di Tuban menjadi salah satu denyut nadi ekonomi nasional.

Kenapa disebuat nadi nasional? Coba kita lihat, di kabupaten tetangga, yakni Bojonegoro, sekarang tengah menyambut industrialisasi Migas dengan kandungan melimpah Blok Cepu. Tapi ingat, setelah dieksploitasi di Lapangan Banyuurip, Kecamatan Gayam, Bojonegoro, minyak akan dialirkan menggunakan pipa 20 inci ke Kecamatan Palang sejauh 72 kilometer. Ingat, Palang adalah kecamatan di Tuban yang berbatasan dengan Lamongan. Dari Palang, minyak diantar ke tengah laut dengan pipa sejauh 23 kilometer. Di lepas pantai Tuban itulah, kapan tanker mengambil untuk dibawa ke kilang milik Negera atau luar negeri.

Artinya, tanpa Tuban, minyak dari Blok Cepu yang ada di Bojonegoro yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sulit untuk didistribusikan. Belum lagi, kandungan minyak di Lapangan Sukowati, Bojonegoro, yang dieksplorasi dan dieskploitasi oleh Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ), juga sama saja. Setelah minyak keluar akan dikirim melalui pipa ke jaringan yang ada di Kabupaten Tuban. Terbaru, Pemerintah Pusat juga meresmikan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sebagai kilang minyak dan tidak tanggung-tanggung, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang akan membuka perdana.

Sebegitu penting Tuban, sehingga arus di laut dan darat, jalan pantai utara, harus diamankan. Sebab, kalau putus, maka suplai untuk Jawa Timur akan terganggu. Begitu juga sebaliknya. Bagian penting lain, dari Tuban semen di Indonesia bisa tercukupi dengan dua mega perusahaan berdiri, yakni PT Semen Gresik (PT Semen Indonesia) dan Semen Holcim. Masih banyak lagi sebenarnya industri kakap di Bumi Wali yang menjadikan Tuban cukup potensi untuk melebihi kabupaten tetangga lainnya.

Namun perlu diingat, keberadaan industri skala besar tersebut akan sulit berdampak langsung ke masyarakat jika tidak ada pengubung. Semisal kreatifitas warga untuk turut serta mewarnainya. Gerakan "Beli Tuban" akan menjadi salah satu cara menarik, agar masyarakat bisa lebih sejahtera. Lihat saja, beberapa makanan khas terdapat di Tuban, mulai rajungan, becek menthok, belut dan lain. Minuman legen dan tuak juga telah terkenal di seantero Nusantara.

Pemkab Tuban akan lebih mempunyai daya tawar dengan perusahaan untuk turut serta melibatkan warganya, jika kreatifitas dapat didorong lebih ke depan. Beberapa potensi di sekitar jalur ekonomi harus tetap menjadi alasan, agar warga berdaya, bukan terperdaya. Apalagi, usia Kabupaten Tuban sudah ke 722 tahun, jauh lebih tua dari kabupaten tetangga. Semoga, Tuban bisa lebih maju dibanding sekarang, selamat Hari Jadi Tuban.   

*Penulis adalah reporter blokTuban.com yang juga lulusan Magister Komunikasi UNITOMO Surabaya